Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan share ke teman-teman kalian, ya!

CATATAN | 99x Proses Menulis Untuk 1 Gagasan?

Dalam tulisan kali ini saya ingin membahas tentang sejauh mana bentuk eksplorasi kita dalam mengeksekusi sebuah ide atau gagasan menulis.

Kebanyakan para penulis pemula (seperti saya), mengalami ejakulasi dini dalam berkarya. Satu proses, satu karya, satu apresiasi, puas… lalu lompat berproses untuk karya lain.

Apakah kalian juga seperti itu?–satu proses, satu karya, publish, bikin karya lagi.

Ehem, … Pernah nggak kepikiran untuk membuat 3 buah karya dengan style yang berbeda, tapi dari 1 gagasan yang sama? Atau menulis ulang gagasan yang sama sampai 3 kali?

Semisal;

1. 
Suatu hari di kereta aku melihat seorang tua duduk menatap ke luar jendela. Ketika aku duduk di sebelahnya, dia sama sekali tak menoleh untuk sekadar basa-basi menyapa. Ketika kereta memasuki wilayah Yogyakarta dari arah timur, perempuan tua yang sedari tadi diam itu menatap lemah ke arahku.

"Ini masuk Jogja?” tanyanya ramah meski suaranya pelan.

"Iya, mau turun di sini Bu?” tanyaku, kukira aku sedikit tersenyum.

"Tidak,” jawabnya, kemudian kembali menoleh ke luar jendela.

"Oh…."

"Saya dulu pernah tinggal lama di sini, dulu sekali saya kira ini tempat terbaik. Sampai kemudian saya tahu, tempat terbaik itu terkadang cuma soal mimpi,” katanya pelan sebelum terjatuh tidur dan diam.

2. 
dari balik jendela kereta
di sebuah pemberhentian
justru ingatan berlarian

dengan kenangan masa lalu
yang kurasa tak lagi menyenangkan
aku kembali
dengan penuh catatan kecil di kota ini

Yogyakarta,
pagi adalah tentang harapan,
senjanya merupa kenyataan
untukku, mungkin juga untukmu.

3. 
Degup jantungku serasa tak bisa kukendalikan lagi. Dari balik jendela kereta ini, aku tahu benar tentang warna dan struktur bangunan stasiunnya.

Sesekali mataku mencuri pandang penumpang yang berada tepat di depanku. Sepertinya ia menyadari ada sesuatu yang aneh padaku.

"Ibu, mau turun di sini?" tanya pemuda itu saat menangkap basah lirikanku.

"Ee.. enggak, Nak." jawabku sebisanya dan kemudian berpura-pura memejamkan mata sembari menyandarkan kepala di jendela.

Sejenak kereta berhenti. Menurunkan penumpang, dan kemudian melanjutkan perjalanan.

Dalam keadaan pura-pura tidur, sengaja aku sedikit mengintip pemuda itu lagi. Ingin rasanya mengurai pejal dalam hati dengan bercerita bany ak  padanya. Tapi dia orang asing bagiku. Cukup kukatakan dalam hati saja, bahwasanya … "aku dulu pernah tinggal lama di sini. Dulu sekali, dan kukira ini tempat terbaik. Sampai kemudian di satu momen penting aku menyadari, tempat terbaik itu terkadang cuma soal mimpi."

***

Minimal tiga ‘style’ menulis, untuk satu gagasan cerita. Metode ini selalu saya lakukan ketika menulis. Apapun itu. Selain membiasakan diri untuk berkesplorasi, cara ini membuat saya memiliki banyak pilihan sebelum mempublikasikannya. Setidaknya, yang saya publish adalah yang terbaik–meski bagi pembaca biasa-biasa saja hehe…

Jujur, metode ini sangat tidak mengenakkan bagi saya sebagai penulis pemula. Sangat memakan banyak waktu. Tidak efektif juga, mungkin. Hanya saja tetap saya lakukan. Entah sampai kapan (?)

Yang jelas, ada seseorang yang pernah menuliskan sebuah buku dengan 99 style dari satu gagasan.

Penulis itu bernana Raymon Queneau. Seorang penulis sureal asal Prancis. Beliau menerbitkan sebuah buku yang unik berjudul Excercises in Style. Beliau menulis 99 gaya cerita yang berasal dari satu plot cerita; tentang seorang lelaki naik bus, kesal dengan penumpang lain, lalu dua jam kemudian ketemu temannya yang memberinya saran untuk menambahi kancing di mantelnya.

Raymon Queneau menulisnya dengan berbagai gaya; metaforis, mimpi, sampai gaya orang menulis blurb di belakang buku, pun gaya surat resmi sebuah perusahaan dan teks pidato.

99 proses untuk 1 gagasan?
3 proses untuk 1 gagasan?
Terserah!

Yang jelas, ketika sebuah karya ditulis ulang –entah 2 atau 3 kali, hasilnya akan luar biasa. Setidaknya, kita akan mendapatkan progress menulis untuk sebuah gagasan. Dan terkadang progress itu tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Selamat mencoba!

Malang, -

Post a Comment

Ratakiri Selamat datang di Whatsapp chat
Halo, apa kabar?
Klik di sini ...