Jangan lupa untuk follow, like, komen dan share Instagram kami ke teman-teman kalian, ya! Instagram, here

CERPEN | Menik dan Kedua Bola Matanya

Sementara Menik telah sampai pada hitungan ke-30, lantas meragu apakah dirinya melewatkan angka 27? 

Kembali dengan sangat hati-hati ia menghitung bintang-bintang di langit dari bujur paling barat. Memastikan tidak ada angka yang terlewati. Dan ketika sampai pada bilangan ke 50, ia berhenti. Mengingat angka 45. Tidak begitu yakin, mengulangnya lagi hingga lemah dan terjatuh. Saat matanya terbuka, gadis kecil mendapati dirinya telah berada di sebuah klinik. Sejak saat itu Menik tak berani mengangkat wajahnya ke langit-langit. Hanya merunduk. Takut menengadahkan wajah ke atas. Namun pada akhirnya ia mendapati bilangan saat merunduk. Pada bebatuan fokusnya terhisap habis. Sial, ia mulai menghitung kembali. Satu, dua, tiga, ..., tiga belas. Mengulang karena merasa melewati angka tujuh. Berulang terus sampai tak menyadari sebuah motor menghempaskan tubuhnya hingga terpental empat meter dari posisi sebelumnya. Menik tak lagi merunduk. Ia tegap menatap ke depan. Menyapu semua pintu dan jendela pada deret perkampungan. Lagi-lagi Menik tak sadar menghitung, dan selalu mengulangnya kembali, sampai tak sadar tersesat sangat jauh sekali dari rumahnya.

Pada akhirnya ia merasa kesal dengan dirinya sendiri. Berpikir keras menghentikan kebiasaan buruk ini. Diam-diam ia telah mencongkel matanya dalam keadaan sadar. Membungkus kedua bola mata itu dengan kain putih yang telah ia persiapkan sebelumnya. Melempar sejauh mungkin.

Menik kini hanya merasa dan meraba.  Ia cukup lega, mengimani kegelapan tanpa bintang, bebatuan, dan pintu serta jendela. Meski tak pernah mampu lagi berhitung dengan kebahagiaannya, Menik tetap tabah tanpa mata dan tentunya air mata.

Malang, -

Post a Comment

Ratakiri Selamat datang di Whatsapp chat
Halo, apa kabar?
Klik di sini ...